Purbalingga. Memperingati Hari santri
Nasional 2019 yang jatuh pada ribuan santri se-Purbalingga mengikuti
upacara yang dipusatkan di Alun-alun Purbalingga. (19/10)
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Purbalingga, Dandim
0702/Purbalingga bersama sama dengan jajaran Pimpinan pemerintahan purbalingga,
tokoh masyarakat, tokoh agama serta masyarakat dan para santri yang tumpah ruah
di alun-alun Purbalingga.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE B.Econ dalam
sambutannya Ia menuturkan tahun ini peringatan Hari Santri Nasional mengangkat
tema besar Bersama Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia. “Isu perdamaian
diangkat sebagai respon dari kondisi bangsa Indonesia yang menghadapi berbagai
persoalan. Mulai dari maraknya berita bohong, ujaran kebencian, polarisasi
partisipan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme.”
Selain itu, ia menjelaskan jika Hari Santri merupakan
momentum untuk mempertegas peran santri sebagai salah satu garda perdamaian.
Berorientasi pada semangat moderasi Islam di Indonesia, dengan karakter
kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air.
“Diharapkan santri semakin vokal, untuk menyuarakan dan meneladankan hidup
damai di tengah keragaman masyarakat,” katanya.
Pada Kesempatan tersebut Komandan Kodim 0702 Purbalingga di
sela sela kegiatan menuturkan, Hari Santri Nasional (HSN) jatuh pada
tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden
Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.
Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk meneladankan
semangat jihad kepada para santri tentang keindonesiaan
yang digelorakan para ulama.
Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah
yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasjim
Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada
umat Islam untuk berperang (jihad) melawan
tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik
Indonesia pasca-Proklamasi
Kemerdekaan. Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang
Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang. Di belakang tentaran
Inggris, rupanya ada pasukan belanda yang ikut membonceng.
Aspek lain yang melatarbelakangi penetapan Hari Santri Nasional
ini adalah pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran
besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta
menjaga NKRI, Pungkasnya. (Pendim 0702/Pbg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar