Memasuki usia yang ke 68 tahun dan berada dalam era kekinian,
Penerangan Angkatan Darat dalam menyampaikan informasi bersama-sama
dengan pelaku media bukan perkara yang mudah. Keberadaan internet yang
semakin tak terpisahkan dari kehidupan manusia (internet of things) dan
kecepatan serta luasnya jangkauan informasi melalui internet,
mengharuskan setiap informasi yang disajikan harus benar-benar lengkap, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan (valid).
Hal tersebut disampaikan Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Zaenudin,
S.H., M.Hum. mengawali sambutannya pada acara syukuran HUT ke 68
Penerangan TNI AD sekaligus silahturahmi dengan isan/pelaku media di
Kantor Pendam IV/Diponegoro Semarang,.
Ditambahkan Kapendam, mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali dan dari balita hingga manula tak bisa lepas dengan yang namanya gadget/handphone yang terkoneksi dengan internet. Karena memang keberadaan internet sangat membantu dalam mencari dan mempublikasi informasi secara cepat dan uptodate (real time), sehingga saat bersamaam muncul peluang seseorang/kelompok untuk berekspresi, berkreasi dan berinovasi.
Namun disisi lain, peluang tersebut sering disalahgunakan untuk melakukan penipuan/kejahatan melalui dunia maya (cyber crime), menyebar berita bohong (hoax news) dan menebar ujaran kebencian (hate speech) untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Khususnya informasi/berita yang merugikan TNI, TNI AD maupun Kodam IV/Diponegoro serta mengancam persatuan dan keutuhan NKRI, imbuhnya.
“Internet itu banyak menguntungkan, tetapi juga dapat membahayakan”, tandas Kapendam.
Menghadapi hal tersebut, Kolonel Arh Zaenudin mengajak kepada seluruh pelaku media dan terlebih khusus anggota Pendam IV/Diponegoro untuk bersama-sama menerjang badai post truth yang berisi cyber crime, hoax dan hate speech yang dihembuskan oleh orang/kelompok yang tidak bertanggung jawab.
“Dengan masif dan gencarnya pemberitaan hoax dan hate speech maka akan dianggap sebagai sebuah kebenaran, sehingga kebenaran media diatas kebenaran realita (hipperrealitas). Ini akan sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa”, ungkap Kapendam.
Ditambahkan Kapendam, mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali dan dari balita hingga manula tak bisa lepas dengan yang namanya gadget/handphone yang terkoneksi dengan internet. Karena memang keberadaan internet sangat membantu dalam mencari dan mempublikasi informasi secara cepat dan uptodate (real time), sehingga saat bersamaam muncul peluang seseorang/kelompok untuk berekspresi, berkreasi dan berinovasi.
Namun disisi lain, peluang tersebut sering disalahgunakan untuk melakukan penipuan/kejahatan melalui dunia maya (cyber crime), menyebar berita bohong (hoax news) dan menebar ujaran kebencian (hate speech) untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Khususnya informasi/berita yang merugikan TNI, TNI AD maupun Kodam IV/Diponegoro serta mengancam persatuan dan keutuhan NKRI, imbuhnya.
“Internet itu banyak menguntungkan, tetapi juga dapat membahayakan”, tandas Kapendam.
Menghadapi hal tersebut, Kolonel Arh Zaenudin mengajak kepada seluruh pelaku media dan terlebih khusus anggota Pendam IV/Diponegoro untuk bersama-sama menerjang badai post truth yang berisi cyber crime, hoax dan hate speech yang dihembuskan oleh orang/kelompok yang tidak bertanggung jawab.
“Dengan masif dan gencarnya pemberitaan hoax dan hate speech maka akan dianggap sebagai sebuah kebenaran, sehingga kebenaran media diatas kebenaran realita (hipperrealitas). Ini akan sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa”, ungkap Kapendam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar